Tentu
saja kita sudah pernah melalui masa remaja. Remaja adalah waktu seorang anak
akan tumbuh dewasa. Tentu saja dalam masa peralihan dari masa anak- anak
menjadi pribadi yang dewasa banyak hal baru terjadi dan mungkin saja membingungkan.
Dalam fase ini akan banyak timbul pertanyaan. Pertanyaan tersebut muncul karena
adanya begitu banyak perubahan yang terjadi. Waktu remaja akan mengalami perubahan
dalam fisik maupun emosi. Untuk perubahan fisik ada bagian tubuh yang baru
berkembang yang terkadang mengakibatkan rasa kurang percaya diri.Untuk
perubahan emosi ada pergantian emosi yang sangat cepat seperti marah, sedih,
takut, minder . Perubahan tersebut memicu banyak pertanyaan dan keraguan dalam
diri anak. Pertanyaan – pertanyaan seperti, apakah ini wajar terjadi untuk seorang remaja
sepertiku? Apakah aku boleh menceritakan setiap perubahan yang terjadi dalam
diriku kepada orang lain?
Namun
seringkali pertanyaan dari anak tersebut tidaak terjawab karena disebabkan perasaan
kurang nyaman untuk bercerita kepada orang lain. Bahkan orang terdekat
sekalipun.
Jenis- jenis kenakalan remaja
1. Kenakalan
yang sering terlihat seperti berkelahi, keluyuran dan bolos sekolah.
Kenakalan
remaja seperti berkelahi dengan teman sekolah, antar sekolah juga perlu diperhatikan.
Keluyuran tanpa pamit kepada orang tua dan bolos sekolah merupakan kenakalan
yang paling sering terjadi.
2. Kenakalan
yang mengakibatkan perilaku pidana seperti mencuri, balapan liar.
Mencuri
tentu saja bukan hal yang harus dianggap ringan. Kebiasaan mencuri bisa saja semakin
parah sampai pada perilaku pidana. Kenakalan remaja seperti balapan liar sangat
membahayakan jiwa.
3. Kenakalan
yang memerlukan penanganan khusus seperti memakai narkoba dan seks bebas.
Penyebab kenakalan remaja
Ada
beberapa faktor penyebab kenakalan remaja yaitu faktor internal dan faktor
eksternal.
Faktor
internal seperti sebagai berikut:
· Krisis
identitas
Pada
fase krisis identitas ini biasa anak remaja tersebut akan cenderung mencoba
banyak hal -hal baru. Yang menurut mereka akan sangat menyenangkan untuk
dilakukan. Pengenalan identitas itu sendiri sebenarnya harus benar-benar
dilalui dan diberikan dalam intimasi keluarga. Namun, apabila hal tersebut
tidak mampu terpenuhi oleh lingkungan yang paaling primer tersebut maka sang
anak akan mencari jawaban dalam pertemanan dan dan masyarakat.
· Kontrol
diri
Keinginan
untuk melakukan hal yang dianggap baik oleh remaja semakin perlu diperhatikan.
Karena dorongan yang ada dalam diri remaja yang selalu ingin mencoba sesuatu
yang baru. Apabila kurangnya control dalam diri maka kenakalan-kenakalan ini
akan terjadi berulang-ulang.
Faktor
Eksternal
· Lingkungan
Berada
di lingkungan yang salah akan berakibat kurang baik untuk pertumbuhan anak.
baik itu dalam lingkungan keluarga, pertemanan maupun masyarakat. Seorang anak
remaja yang dibesarkan oleh keluarga yang memiliki kebiasaan baik juga akan melahirkan
anak dengan pola hidup yang baik. Begitu pula sebaliknya. Anak remaja yang
diasuh oleh keluarga yang kurang baik akan menjadikan anak tersebut kurang
baik.
Pola
yang sama dengan pertemanan, seorang anak remaja lebih cenderung untuk
mengikuti pola yang terlihat baik dan lebih familiar untuknya.
· Lingkungan
bisa saja lingkungan pertemanan dan lingkungan masyarakat. Pertemanan biasanya
adalah hal yang paling aman untuk remaja saling berbagi seluruh luapan emosi. Pada
fase inilah maka akan lebih banyak melakukan hal yang dilakukan para teman-temannya.
Dan
untuk lingkungan masyarakat tentu saja sama halnya, anak remaja cenderung akan
meniru dan melakukan apapun yang dilakukan oleh lingkungan sekitarnya. Benarlah
dengan kalimat berikut: children see,
children do!
Tips untuk mengatasi kenakalan remaja:
Seperti
yang kita ketahui kenakalan remaja adalah hal yang sangat sering terlihat
sering terjadi. Beberapa tips untuk mengatasinya yaitu:
1. Menanamkan nilai – nilai moral
Dengan lebih memberikan
lingkungan yang lebih sehat dan baik. Karena lingkungan yang baik yang memberikan
nilai moral yang baik pasti akan membantu untuk memberikan kebiasaan yang baik.Dengan
memberikan penyuluhan keagamaan sebagai contohnya.
2.
Komunikasi
Listen
more without judging. Sepertinya pembiasaan untuk lebih
sering mendengar terlebih dahulu sebelum memberikan vonis kepada seseorang akan
lebih baik. Dengan begitu komunikasi dua arah juga akan terjadi. Apabila komunikasi
duaa arah sudah cukup baik maka kedekatan juga akan lebih terjaga. Biasanya anak
remaja akan lebih leluasa bercerita kepada orang yang lebih dekat dengannya.
Komunikasi dua arah yang bagus akan lebih membuka ruang kepada anak remaja
tersebut untuk menceritakan semua yang tersimpan sebagai bebannya.
3. Don’t
rush
Jangan terlalu cepat
menyimpulkan bahwa remaja tersebut sangatlah buruk. Seni mendengarkan juga amat
diperlukan dalam tahap ini.Dengan tidak memutuskan opini sepihak maka anak
remaja juga akan memberikan trust. Mulailah
untuk berbagi dampak buruk dari semua tindakan kenakalan yang diperbuatnya. Memberikan
pandangan-pandangan baru mengenai kenakalan tersebut tentu akan membuka pola
pikirnya.
4.
Waktu
untuk kreatifitas
Dengan memberikannya
wadah untuk menyalurkan bakat-bakat yang ada padanya akan membantunya untuk shifting
focus. Merubah haluan fokus sang anak akan memberikan dampak yang cukup
significant. Memberikan waktu kreatifitas juga akan membuka cakrawala baru
supaya lebih mengenal bakat diri sendiri.
5.
Mencari
pertolongan
Apabila siklus perilaku
sudah sampai pada tahap memerlukan pertolongan, maka mencari pertolongan dari pihak professional
dalah hal yang sangat bijak untuk dilakukan. Seperti melakukan konsultasi
langsung dengan dokter, psikolog tentu
saja akan membantunya.Apabila terlalu lama untuk mencari bantuan kepada pihak
yang mampu menanganinya maka efek yang ditimbulkan juga akan semakin buruk
kepada anak remaja tersebut.
0 komentar: