Setiap merayakan pergantian tahun, kegiatan yang selalu dilakukan yang pasti adalah selalu berkumpul dengan keluarga. Berkumpul dengan kel...

The Art of Letting Go

 



Setiap merayakan pergantian tahun, kegiatan yang selalu dilakukan yang pasti adalah selalu berkumpul dengan keluarga. Berkumpul dengan keluarga sama artinya dengan meluangkan lebih banyak waktu dan terlibat secara langsung dalam percakapan dengan anggota keluarga. Begitu juga denganku, tahun baru kali ini, aku menghabiskan lebih banyak waktu dengan keluarga dengan meninggalkan banyak aktivitas online dan beralih dengan lebih dekat dengan perbincangan. Dan yang pastinya mereka akan selaalu bertanya hal yang sulit untuk kujawab. Ada beberapa pertanyaan yang terkadang membuatku merasa benar-benar rapuh. Dan menyadari bahwa memang cara berpikir setiap orang adalah berbeda. Itulah sebabnya kita disebut manusia yang unik. 

Dari sekian banyak pertanyaan yang ditujukan untukku yang paling sulit untuk dijawab adalah pertanyaan yang menurutku sangat personal yaitu “kenapa kamu masih sendiri, padahal sudah tua?”

Untuk menjawab pertanyaan seperti ini cukup membuatku kehilangan percaya diri dan value diriku. Sampai aku menyadari adalah satu kebijaksanaan untukku untuk mampu merelakan apapun yang menjadi pemikiran orang lain tentangku. Aku belajar untuk merelakan apapun pemikiran orang tentang apa yang kuhadapi saat ini. Saat aku sudah menyadari bahwa aku adalah manusia biasa yang tidak akan mampu menutup setiap kemampuan orang lain mengeluarkan pertanyaan dan memaksa mereka untuk tetap sabar ketika aku belum mampu secara social memberikan ketenangan batin untuk mereka.

Aku belajar Let Go of “Not Yet” memahami setiap orang memiliki waktu dan perjalanan smasing-masing, saat ini aku sudah lebih berdamai. Jalan hidup tidak akan pernah ada yang menduga, kesempatan bisa saja datang kapan pun di mana pun dan sewaktu-waktu. Hal yang bisa kujadikan sebagai pelajaran adalah tidak dengan mudah merasa putus asa karena belum bukanlah tidak.

Hal yang kedua yang kupelajari adalah “Let go of the need to be perfect”. Aku belajar untuk menerima setiap kekuranganku dan berusaha untuk tetap belajar dan memperbaiki kualitas diri sendiri.  Setiap kekurangan adalah ajang untuk lebih mengenal diri sendiri dan mampu menjadi rapuh untuk tetap menerima dan bersyukur.

Ternyata ketika aku belajar untuk merelakan semua kekacauan yang ada dalam pikiranku, hidupku lebih tenang. Because I will need to say, dare to be vulnerable to accept your timeline and your flaws, just then you will bloom. 

Overall you deserve to be happy.

 

 

1 komentar:

  1. Setiap kekurangan adalah ajang untuk lebih mengenal diri sendiri dan mampu menjadi rapuh untuk tetap menerima dan bersyukur. #qotd

    BalasHapus