Pernah tidak merasakan kesendirian yang mampu membuatmu merasakan dingin yang teramat dalam perjalanan hidup? Merasakan sendirian yang sanga...

Hateful Things

Pernah tidak merasakan kesendirian yang mampu membuatmu merasakan dingin yang teramat dalam perjalanan hidup? Merasakan sendirian yang sangat memaksa untuk menjeritkan teriakan pilu setiap saatnya. Ketika ingin memulai berjalan dalam mengahadapi hidup, ada saja orang di sekitar yang akan mulai dengan manisnya mengutuki dan dengan ganasnya memaki, katanya kau tidak cukup baik.

Aku sudah melalui hal yang sangat tidak nyaman untuk dilalui. Ada beberapa orang yang dengan tega, nada yang lugas bertanya hal yang selama ini aku hindari. Katanya sih ya ngak perlu baper, tapi apa baper tidak bisa ya untuk orang yang memang ingin sekali jujur kepada diri sendiri?

Pertanyaannya apakah “baper” adalah buruk yang dikerjakan manusia, untuk menjadikannya manusia yang dapat di terima oleh masyarakat. Ada beberapa orang yang selalu berkata, jangan terlalu gampang terbawa perasaan. Namun bagaimana kalau memang  aku terlahir dengan perasaanku yang begitu halus dan rapuh, bukankah menujukkan aku tidak baik- baik saja dengan perkataan adalah keberanian untukku? Menjeritkan cukup, jangan terlalu mengguruiku dengan semua ketetapan yang kau percaya baik untukku?

Opini masyarakat yang dihembuskan untukku selalu saja menjadi hal yang menakutkan. Masyarakat yang terlalu ingin pegang kendali atas apapun yang terjadi dalam hidupmu sungguh mengacaukan pikiran. Benar bukan begini jalannya. Beberapa hari yang lalu aku teringat beberapa orang bertanya, kamu sudah terlalu tua untuk tetap sendiri. Seharusnya kamu sudah menikah, sebaiknya kamu harus mencari yang baik untukmu. Perihal begini juga seringkali terjadi bahkan dalam kelurarga. Namun bisakah dipahami kesendirian yang sedang dilakoni oleh beberapa orang yang masih sendirian bukanlah kesendirian abadi yang menjadi kerinduan dan ketetapan yang diharapkan?

 Sebaik-baiknya kalian yang menginginkan ia menemukan orang yang tepat untuknya, bukankah ia juga menginginkan itu lebih dari siapapun? Jangan berpikiran begitu. Percayalah menjadi sendiri sebelum sesuatu terang, ini adalah hal yang sangat sulit untuk diperjuangkan. Melalui hari- hari yang begitu berat. Ini menjadi hal kebencian yang menjadikannya tidak menyukai dirinya.   

Begitu banyak yang ia benci dari dirinya yang membuatnya mulai berpikiran Tuhan tidak adil, Tuhan meninggalkannya. Sangat ironis bukan? Sehari- hari yang menakutkan. Kebencian sungguh sudah menjadi bagiannya. Benci akan warna kulitnya, jenis rambutnya, suaranya,. Semua kebencian ini menakutkan bukan?

Jadi  sebelum mulai memberikan penilaian akan seseorang berhati-hatilah, tidak ada yang pernah tahu beratnya menjadi dia.

 

0 komentar: